Detail Info Terkini
Isi Informasi Tentang Kegiatan/Berita Di BBPK Ciloto
Dipublikasi Pada: Minggu, 03 Desember 2023 - 14:54 WIB
Dalam rangka mendukung terwujudnya world class bureaucracy, pada setiap instansi pemerintah diperlukan sosok pejabat struktural yang memiliki kompetensi kepemimpinan kolaboratif, strategis, kinerja, atau pelayanan dalam peningkatan kinerja unit organisasinya. Pejabat struktural harus adaptif dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat dalam memimpin unit organisasinya.
Perubahan lingkungan strategis saat ini masuk dalam ranah digital (arus revolusi industri 4.0) yang memaksa adaptasi pada sistem pemerintahan menuju birokrasi digital. Menjawab tantangan tersebut, setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) harus smart dengan adaptif terhadap teknologi untuk meningkatkan kinerja organisasi dan pelayanan publik yang lebih cepat, akurat, dan efisien.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pejabat struktural harus memiliki kompetensi manajerial yang dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, baik pusat maupun daerah, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Untuk mengembangkan kompetensi pejabat struktural dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial, dapat diwujudkan melalui Pelatihan Struktural sebagaimana diamanatkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang lebih lanjut diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara. Pelatihan Struktural Pengawas yang selanjutnya disebut Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam jabatan pengawas.
Pengembangan SDM diarahkan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja pegawai dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan dilakukan dengan cara memperbaiki dan/atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap pegawai itu terhadap tugas- tugasnya. Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM salah satunya ditempuh melalui keikutsertaan pegawai dalam suatup pelatihan.
Sesuai dengan Perturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI bahwa Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang selanjutnya disingkat PKP adalah Pelatihan struktural kepemimpinan pengawas sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur mengenai manajemen pegawai negeri sipil, yang bertujuan untuk mengembangkan Kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Pengawas.
Kompetensi yang dikembangkan dalam PKP merupakan Kompetensi kepemimpinan melayani, yaitu Kompetensi manajerial peserta untuk menjamin terlaksananya akuntabilitas Jabatan Pengawas guna mengendalikan kegiatan pelaksanaan pelayanan publik yang dilakukan oleh Pejabat Pelaksana sesuai dengan standar operasional prosedur. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk menulis tentang gambaran Kepemimpinan Pelayanan pada alumni pelatihan kepemimpinan pengawas yang telah diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto tahun 2022.
Pelatihan Struktural Kepemimpinan yang selanjutnya disebut Pelatihan Struktural adalah pelaksanaan pengembangan kompetensi manajerial yang dilakukan melalui jalur pelatihan sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah yang mengatur mengenai manajemen pegawai negeri sipil. Pelatihan kepemimpinan memiliki peranan penting dalam pengembangan dan pemantapan kompetensi para pemimpin dalam suatu organisasi. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 2/K.1/PDP.07/2023 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Struktural Kepemimpinan tahun 2023 menjadi acuan penting dalam merancang dan melaksanakan pelatihan kepemimpinan yang efektif dan relevan. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menganalisis isu-isu penting terkait pelatihan kepemimpinan mengacu pada keputusan tersebut.
Pengembangan kepemimpinan yang efektif dan berkualitas menjadi salah satu faktor kunci dalam mencapai kesuksesan organisasi. Dalam konteks lembaga pemerintahan, para pemimpin memainkan peran yang strategis dalam merumuskan kebijakan, mengelola sumber daya, dan memastikan efisiensi serta keberlanjutan kinerja lembaga. Untuk memastikan bahwa pemimpin memiliki keterampilan, pengetahuan, dan wawasan yang diperlukan, Pelatihan kepemimpinan diharapkan mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan di lembaga pemerintahan, mengembangkan kompetensi kepemimpinan yang adaptif, serta mempersiapkan pemimpin untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks di masa depan. Pelatihan kepemimpinan terdiri dari :
Pembelajaran dalam Pelatihan Struktural Kepemimpinan dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Pelatihan. Kurikulum Pelatihan Struktural Kepemimpinan dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok mata pelatihan yaitu kelompok mata pelatihan inti, kelompok mata pelatihan dasar.
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang selanjutnya disebut PKP adalah pelatihan untuk menduduki atau dalam jabatan pengawas. Penyelenggaraan Pelatihan Struktural bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial jabatan struktural. Standar kompetensi pejabat pengawas adalah bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana.
Kompetensi yang dikembangkan dalam PKP merupakan Kompetensi Kepemimpinan Melayani. Kompetensi kepemimpinan melayani sebagai kompetensi manajerial untuk menjamin terlaksananya akuntabilitas Jabatan Pengawas yang merupakan kemampuan dalam mengendalikan kegiatan pelaksanaan pelayanan publik yang dilakukan oleh Pejabat Pelaksana sesuai dengan standar operasional prosedur
1. Kompetensi yang dibangun dalam pelatihan PKP adalah:
Kompetensi manajerial peserta pelatihan berupaya untuk menjamin terlaksananya akuntabilitas jabatan pengawas. Kemampuan dalam mengendalikan kegiatan pelaksanaan pelayanan publik yang dilakukan oleh pejabat pelaksana sesuai dengan standar operasional prosedur. Peran kepemimpinan pengawas menjadi semakin penting. Pengawas bertugas untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, memastikan integritas dan akuntabilitas, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pentingnya mengembangkan kompetensi kepemimpinan pengawas yang sesuai dengan tuntutan perubahan dan perkembangan di sektor publik. Pelatihan kepemimpinan pengawas yang berorientasi pada pelayanan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengawas dalam memimpin dan mengawasi unit kerja dengan pendekatan pelayanan yang berkualitas. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan kepuasan publik, peningkatan efisiensi, serta peningkatan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Metode pelatihan PKP terdiri dari pelatihan secara klasikal, terpadu (blended) dan e-learning. Pelatihan PKP dengan metode klasikan adalah strategi pembelajarannya sebagian besar dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Pelatihan PKP yang diselenggarakan secara terpadu yang selanjutnya disebut Blended Learning adalah pembelajaran Pelatihan Struktural yang dilakukan dengan memadukan jalur pelatihan klasikal dengan jalur pelatihan nonklasikal. Pelatihan PKP yang diselenggarakan secara e-learning merupakan pembelajaran kolaboratif antara peserta dan tenaga pelatihan secara daring dengan menggunakan sistem informasi pembelajaran yang dikembangkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan dikelola bersama lembaga penyelenggara pelatihan. Pelatihan PKP yang diselenggaran oleh BBPK Ciloto pada tahun 2022 dan 2023 adalah secara terpadu (blended learning).
Sehubungan pelaksanaan pelatihan PKP BBPK Ciloto mulai dilaksanakan sebelum Bulan Juni 2022 dan dilaksanakan secara blended learning maka mengacu pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1006/K.1/PDP.07/2019 tentang Kurikulum Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dan mengacu pada Surat Edaran Kepala LAN Nomor 2 Tahun 2021.
Selain 4 (empat) agenda beserta mata pelatihan sebagaimana dimaksud di atas, dilaksanakan pula pembelajaran Orientasi Program dan Evaluasi Pembelajaran. Struktur Mata Pelatihan Kepemimpinan Pengawas terdiri dari pembelajaran on campus dan off campus. Dimana pembejalaran on campus 290 jam pelajaran (36 hari) dan pembelajaran off kampus 540 jam pelajaran (60 hari).
5. Peserta Pelatihan: Peserta Pelatihan PKP BBPK Ciloto tahun 2022 berjumlah 30 orang yang berasal dari Politeknik Kementerian Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasial dan Alat Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji, Biro Organisasi dan SDM, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia, Balai Besar Laboratorium Kesehatan dan Balai Besar Pelatihan Kesehatan. Jabatan peserta adalah sebagai Kepala Subang Administrasi Umum dan Kepegawaian dan Kasubag Akademik.
6. Penceramah dan Fasilitator: Penceramah dan fasilitator pelatihan PKP BBPK Ciloto Tahun 2022 berasal dari instansiEvaluasi pasca pelatihan dilaksanakan untuk mengetahui dan menilai keberlanjutan Aksi Perubahan di tempat kerja. Keberlanjutan Aksi Perubahan dapat dijadikan sebagai salah satu unsur penilaian kinerja Alumni. Evaluasi pasca pelatihan dilaksakanakan pada 30 orang alumni melalui kuisioner online yang diisi secara mandiri dan pada 3 alumni melalui wawancara. Wawancara dilakukan pada alumni yang bekerja di Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas Kelas II Sabang. Penentuan alumni dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dilakukan secara purposive. Waktu Evaluasi pasca pelatihan pada bulan Mei sd. dan Juni Tahun 2023. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan pada pada tanggal 15 - 17 Mei 2023 dan 22-24 Mei 2023.
D. Gambaran Kepemimpinan Pelayanan Alumni Pelatihan PKP 20221. Gambaran Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara: Kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara mengacu pada kesadaran, pengertian, dan tindakan yang menunjukkan komitmen alumni dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai bela negara dalam konteks kepemimpinan pengawas. Sikap perilaku bela negara mencakup kesadaran akan tanggung jawab sebagai warga negara, loyalitas terhadap negara dan institusi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, semangat gotong royong, solidaritas, serta penghargaan terhadap keberagaman dan persatuan
Berdasarkan hasil wawancara berkaitan dengan perubahan perilaku Alumni setelah mengikuti Pelatihan PKP yang berkaitan dengan Kepemimpinan Pancasila dan Bela Negara diantaranya:
Alumni-1: “Ada perubahan perilaku dan banyak yang didapat selama pelatihan, lebih taat pada hukum, solusi dalam keterpaduan data, datang tepat waktu, penyelesaian tepat waktu, disiplin kehadiran. Berusaha transpran dalam PBJ, menekankan pejabat PBJ utk tidak melakukan gratifikasi.
Begitu halnya yang disampaikan Alumni-2 bahwa: “Telah terjadi perubahan perilaku setelah pelatihan diantaranya kepemipimpinan Pancasila dengan menerapkan konsep ingarso sing tulodo, walaupun kondisi bitung terlalu kompleks permasalahanya”
Sementara yang disampaikan Alumni-3 bahwa perubahan perilaku setelah pelatihan diantaranya sering sharing dengan teman pengarsipan dan bidang kepegawaian terkait kehadiran atau kedisiplinan pegawai, seperti pegawai tidak ada merekam absen masuk, datang lebih cepat pulang lebih lambat. Alumni-3 juga melakukan peneguran terhadap pegawai yang tidak 3 hari absen atau tidak hadir secara tulisan dan ada SK Teguran. Melaksanakan musyawarah ketika ada masalah.
2. Gambaran Sikap dan perilaku Alumni setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dalam Kepemimpinan Melayani. Kepemimpinan Melayani adalah suatu konsep yang mendasarkan kepemimpinan pada pelayanan dan pengabdian kepada orang lain. Dalam pendekatan ini, seorang pemimpin mengutamakan kebutuhan dan kesejahteraan anggota tim atau organisasinya di atas kepentingan pribadi. Dengan fokus pada membantu dan membimbing anggota tim untuk mencapai tujuan bersama, kepemimpinan melayani mempromosikan kolaborasi, empati, dan kepedulian. Pemimpin yang menerapkan prinsip ini menganggap dirinya sebagai pelayan terhadap keberhasilan dan kesejahteraan anggota tim, serta bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, memotivasi, dan memupuk pertumbuhan profesional dan personal. Kepemimpinan Melayani bukan hanya sebuah gaya kepemimpinan, tetapi juga suatu filosofi yang mendorong terciptanya hubungan yang kuat dan saling mendukung antara pemimpin dan anggota tim. Berikut perubahan sikap dan perilaku Alumni setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dalam Kepemimpinan Melayani sebagai berikut:
Alumni-1: “Kepemimpinan melayani yang dilakukan alumni diantaranya pelayanan ke pegawai dalam hal pemenuhan hak pegawqi seperti kenaikan pangkat, pembayaran gaji dan remun lebih tepat waktu. Begitu juga dalam penyediaan data arsip pegawai lebih mudah diakses melalui websitetermayuk layanan peminjaman ruanganmudah untuk diakses.
Sementara menurut Alumni-2: Kepemimpinan yang dilaksanakan Rivo adalah kepemimpinan pelayanan internal dan eksternal. Diantaranya pelayanan PBJ terhadap para penyedia, pemeliharaan pemenuhan hak pegawai, penyediaan daya tahan tubuh pegawai menjadi setiap bulan termasuk non PNS. Kepemimpinan pelayanan ke pihak eksternal diantaranya transparansi biaya pelayanan, sosialsasi tentang jenis layanan dan harga layanan.
Kemudian Alumni-3 menyatakah bahwa: “Kepemimpinan pelayanan pada masyarakat di wilayah kerja pelabuhan dan bandara, pemeriksaan kapal di wilayah kerja sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan.
3. Sikap dan perilaku Alumni setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dalam Pengendalian Pekerjaan
Kepemimpinan Pengawas dalam Pengendalian Pekerjaan merupakan pendekatan kunci dalam mengelola dan mengawasi pelaksanaan tugas dan proyek. Dalam konteks ini, seorang pengawas tidak hanya bertanggung jawab untuk memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana dan target, tetapi juga memiliki peran penting dalam memastikan kualitas, keamanan, dan efisiensi dari setiap aspek pekerjaan. Melalui kepemimpinan yang kuat dan pengendalian yang cermat, seorang pengawas mampu memotivasi tim, mengatasi tantangan, dan memastikan bahwa hasil akhir sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kepemimpinan Pengawas dalam Pengendalian Pekerjaan bukan hanya tentang memegang kendali, tetapi juga tentang memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan keahlian, menciptakan hasil yang memuaskan dan membanggakan bagi seluruh tim dan organisasi. Berikut Sikap dan perilaku Alumni setelah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dalam Pengendalian Pekerjaan. Gambaran Perubahan Sikap dan perilaku Alumni dalam Kepemimpinan Pengendalian Pekerjaan sebagai berikut:
4. Dampak Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dalam Pelaksanaan Tugas Alumni. Pelatihan Kepemimpinan Pengawas memiliki dampak yang signifikan terhadap cara paraalumni melaksanakan tugas. Alumni mampu mengelola tugas dengan lebih efektif dan efisien, berkat penguasaan keterampilan kepemimpinan yang kuat. Alumni juga mampu memotivasi dan mengarahkan tim dengan lebih baik, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Selain itu, alumni mampu mengendalikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, memastikan bahwa setiap tahap proyek atau tugas dijalankan sesuai rencana dan standar yang telah ditetapkan. Pelatihan Kepemimpinan Pengawas dapat memberikan kontribusi positif yang nyata terhadap kemampuan para alumni dalam melaksanakan tugas mereka dengan profesionalisme dan kualitas yang tinggi. Berikut gambaran Dampak Kepemimpinan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan sebagai berikut:
a. Dampak Pelatihan Kepemimpinan Pengawas terhadap peningkatan kinerja
Peningkatan kinerja Alumni setelah mengikuti Pelatihan PKP dinyatakan oleh Alumni-1: “Terjadi penngkatan kinerja setelah alumni mengikuti Pelatihan PKP diantaranya Penataausaan menjadi lebih baik, dilakukan pemeliharaan perbaikan, ketercapaian unit usaha, tetapi PNBP baru tercapai 26 M dari target 30M yang jadi kendala adalah pembukaan Program Studi baru. Sementara Alumni-3 menyatakan bahwa banyak perubahan yang sudah dilakukan untuk menjadi lebih baik walaupun ilmu yang dimiliki masih terbatas dan terus menggerakan serta memberdayakan SDM yang ada agar lebih baik. Semua pegawai sudah memiliki rasa disiplin yang baik, semua memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaannya bukan hanya sekedar tugas dari pimpinan.
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas memberikan dampak yang positif terhadap keberlanjutan aksi perubahan yang diimplementasikan oleh para alumni. Alumni mengintegrasikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang dipelajari selama pelatihan ke dalam tindakan nyata dalam lingkup kerjanya. Hal ini mengakibatkan peningkatan kinerja dan budaya kerja yang lebih kolaboratif dan berorientasi pada hasil. Selain itu, para alumni juga mampu mempertahankan semangat perubahan dan inovasi dalam jangka panjang, memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi mereka. Pelatihan Kepemimpinan Pengawas membuka pintu bagi para alumni untuk terus mengembangkan dan memperkuat aksi perubahan, menciptakan dampak yang berkelanjutan dalam dunia kepemimpinan dan manajemen Berikut dampak dari Pelatihan Kepemimpinan terhadap Keberlanjutan Aksi Perubahan bahwa:
Sebagaimana hasil wawancara bahwa Alumni-1: ““Aksi perubahannya berlanjut bahkan telah melakukan evaluasi dan outputnya dalam bentuk data, kemudian telah menjadi prestasi perpustakaan yang mendukung akreditasi. Selanjutnya keterpaduan system diantaranya berkaitan dengan kepegawaian, keuangan, BMN, akademik dan perpustakaan. System selesai dikembangkan, telah dimanfaatkan dengan monitoring dengan evaualisasi system setiap triwulan yang hadiri pimpina dan tim IT direktorat. Bahkan setelah selesai pelatihan telah dilakukan mengintegrasikan layanan perpustakaan dalam bentuk website yang mudah diakses. Sementara Alumni-2 menyatakan bahwa setelah selesai pelatihan aksi perubahan terus berlanjut dan telah meningkatkan kinerja, telah dilakukan upaya mejaga keberlangsungan aksi perubahan, diantaranya: a) Evaluasi berkala setiap bulan terkait setiap indikator SAKIP, WBK, b) Setelah rapat bulanan breakdown persubstansi dan Adum; c) Keberlanjutan WB d) Selfassessment WBK; e) Pemenuhan target WBK 75 tercapai 72 yang sebelumnya tagert 72 dan realisasi 65 f) Evalasi kinerja pada 6 pokja WBK; g) LHKASN tidak 100%, daLKHPN tercapai (100%) h) SAKIP: 71 yang sebelumnya hanya 70; i) dilakukan Survei Kesehatan Masyarakat kepada pengguna jasa eksport pada agen pengurusan dokumen kekarantinaan kesehatan.
Kemudian Alumni-3: menyatakan bahwa “Alhamdulillah semua target tercapai melalui Pemberdayaan SDM secara tim dan jangan sampai tidak mengupdate informasi. Perkembangan kearsipan lebih baik dalam menyangkut surat menyurat melalui aplikasi srikandi dan berkat dukungan serta partisipasi seluruh ASN dan PPNPN. Dengan target semua harus digital sudah berhasil, dalam surat menyurat lebih baik dan sangat mudah untuk melihat berkas-berkas yang diperlukan saat audit. Kedepannya diharapkan agar KKP Sabang telah memiliki kearsipan dan prosedur dalam persuratan yang tertib dan tidak berantakan”
<< kembali ke indeks berita
Berita Lainnya: