Detail Info Terkini
Isi Informasi Tentang Kegiatan/Berita Di BBPK Ciloto
Dipublikasi Pada: Senin, 29 November 2021 - 13:56 WIB
Apakah pada masa pandemi Covid-19, pelatihan secara tatap muka tidak dapat diselenggarakan ? Pertanyaan ini akan mendapatkan respon yang berbeda-beda. Ada yang merespon dengan jawaban : tidak dapat dilaksanakan sama sekali, karena risiko nya terlalu besar, dapat dilaksanakan secara terbatas, dilaksanakan dengan format blended learning atau pelaksanaan tatap muka penuh. Bagaimana dengan BBPK Ciloto ?
Pada masa pandemi, BBPK Ciloto tetap menyelenggarakan pelatihan tetapi dengan merubah metode semula klasikal menjadi online (daring). Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk terus mempertahankan bahwa pengembangan kompetensi harus tetap berjalan walaupun pada masa pandemik. Pada pelatihan bidang kesehatan, memiliki karakteristik yang tersendiri, sehingga pelatihan yang dilaksanakan tidak semua nya dapat dilaksanakan secara daring, mengingat pencapaian kompetensi yang harus dipertimbangkan apakah pelatihan tersebut dapat dilaksanakan secara daring atau luring. Hal ini yang menjadikan BBPK Ciloto menyelenggarakan pelatihan secara klasikal pada masa pandemic.
Pada tahun 2021, BBPK Ciloto telah menyelenggarakan 14 kali pelatihan tatap muka, dengan melibatkan 1.200 orang peserta dan 27 orang terkonfirmasi atau positivity rate 2,25%. Kejadian peserta terkonfirmasi positif dalam 1 pelatihan, pengalama nya mulai tidak ada kejadian positif dan terjadi juga kasus positif tertinggi yaitu 14 orang dari 218 orang peserta atau 6.42% terkonfirmasi positif.
Apa yang dilakukan BBPK Ciloto dalam penyelenggaraan pelatihan secara klasikal agar pelatihan tetap berjalan dengan baik pada masa pandemic ?
Pra kondisi
Sejak awal terjadinya pandemic, BBPK Ciloto telah membentuk task force atau suatu tim yang ditetapkan oleh Kepala BBPK Ciloto yaitu Tim Penanganan Covid-19 BBPK Ciloto. Tim tersebut terdiri dari Tim Promotif Preventif, Tim Implementasi dan Tim Pengawas. Tim inilah yang merumuskan berbagai kebijakan internal, penerapan kebijakan pemerintah dan mencari solusi terhadap permasalahan yang ditemui dalam penanganan covid-19.
Dalam tataran kebijakan, BBPK Ciloto mempedomani Kebijakan Penyelenggaraan Pelatihan pada Masa Pandemi, yang dikeluarkan oleh Badan PPSDM Kesehatan - Kementerian Kesehatan. Dalam pedoman tersebut diatur bahwa penyelenggaraan pelatihan secara klasikal diperuntukan untuk pelatihan dengan jumlah jam pelajaran > 50 JPL, diperuntukan untuk pelatihan yang memiliki tujuan dengan kompetensi teknis yang tidak bisa digantikan oleh pembelajaran online / virtual.Selain itu, setiap kebijakan atau prosedur yang diambil BBPK Ciloto dengan memperhatikan serendah-rendahnya risiko penularan dan saat ini, seluruh pegawai BBPK Ciloto telah divaksinasi lengkap.
Penyiapan Sarana dan Prasarana
Penghuni asrama dalam satu kamar 1 sampai 2 Orang, dilakukan desinfeksi dan kebersihan asrama harian termasuk kamar dan ruang umum serta petugas memperhatikan protokol kesehatan ketika melakukan pembersihan dan sehari-hari
Upaya yang dilakukan
Dalam penyelenggaraan pelatihan secara klasikal tentunya tidak mudah untuk dilalui dengan baik tanpa ada kasus positif. Hal ini memerlukan upaya yang terus dievaluasi, prosedur diperbaiki dan dicarikan solusi untuk setiap pilihan kebijakan yang diambil. Dalam tulisan ini, akan dipaparkan bagaimana upaya yang dilakukan BBPK Ciloto.
Pengkondisian peserta menjadi hal penting sebelum peserta datang ke BBPK Ciloto. Hal ini dilakukan sebagai upaya memberikan kesadaran dan ketenangan kepada peserta bahwa BBPK Ciloto telah siap menyelenggarakan pelatihan secara klasikal. Hal yang dilakukan adalah
Peserta wajib melakukan Swab Test Antigen/PCR Test sebelum berangkat ke BBPK Ciloto, dengan hasil negatif atau non reaktif.Ketentuan mengenai tes covid-19 ini disesuaikan dengan kebijakan Satgas Covid.
Kebijakan yang diambil untuk meminimalisir terjadinya paparan Covid-19 di Perjalanan, bagi peserta dengan transportasi udara diberlakukan penjemputan di Bandara. Sedangkan untuk moda transportasi darat, dianjurkan untuk tidak menggunakan angkutan umum, tetapi dapat menggunakan kendaraan pribadi atau sewa kendaraan / travel yang diyakini menerapkan protocol kesehatan ketat. Jika terpaksa menggunakan angkatan umum, peserta diingatkan untuk wajib memperhatikan protocol kesehatan lebih ketat. Kebijakan tersebut diambil dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam hal penggantian biaya transportasi.
Penanganan kedatangan peserta dilakukan dengan prosedur pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan pakai sabun atau menggunakan handsanitizer, scan barcode aplikasi Pedulilindungi, dan dilakukan desinfeksi tas / barang bawaan peserta.
Registrasi ulang dilakukan secara mandiri, baik pengumpulan atau penyerahan berkas maupun pengambilan kunci asrama. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak langsung dengan peserta
Protokol Kesehatan diawasi dengan ketat, mulai dari penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer yang disiapkan disetiap kelas atau sudut ruangan dan menghindari kerumunan diluar proses pembelajaran.
Dalam menghindari kontak antar peserta maupun peserta dengan panitia, administrasi pelatihan dilaksanakan melaui online, dimulai dari daftar hadir peserta maupun fasilitator serta pengendali pelatihan, evaluasi fasilitator dan evaluasi Penyelenggaraan yang dilaksanakan secara online melalui aplikasi Simple IT, termasuk pengumpulan penugasan melalui Learnning Management System Ciloto Learning Center atau melalui Gdrive.
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban dilakukan pengawasan penerapan protokol Kesehatan yaitu pengawasan penggunaan masker dan kerumunan, pengawasan keluar masuk peserta, pengawasan tamu yang akan menemui peserta dan identifikasi serta pengamanan parkir kendaraan.
Dalam memantau Kesehatan peserta selama mengikuti pembelajaran, peserta wajib mengisi form pemantauan kesehatan peserta setiap hari melalui gform. Bagi peserta yang mengalami gangguan kesehatan termasuk demam, batuk pilek, atau gejala menyerupai covid-19, wajib melaporkan kepada panitia. Peserta yang tervalidasi sakit atau bergejala, akan diisolasi di asrama yang telah ditentukan dengan tetap dapat mengikuti pembelajaran daring dan sesuai dengan gejala nya dapat juga dilakukan pemeriksaan tes covid-19.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, sebelum kepulangan peserta dilakukan tes covid-19 untuk mengetahui apakah terdapat penularan atau tidak.
Setelah kepulangan peserta, dilakukan pemantauan kesehatan selama 3 hari untuk mengetahui apakah terdapat peserta yang bergejala atau tidak, sehingga apabila ada peserta yang bergejala maka disarankan untuk dilakukan pemeriksaan Kesehatan dan tes covid. Apabila terdapat peserta yang pulang kemudian sakit atau tertular covid-19, maka dilakukan tracing dan tracking serta isolasi mandiri terhadap panitia yang melayani peserta selama 5 hari.
Langkah Penanganan Peserta Terkonfirmasi Positif
Pada saat akhir pelatihan, sebelum peserta meninggalkan BBPK Ciloto, seluruh peserta dilakukan tes covid-19 dengan RT-PCR atau Antigen. Apabila terdapat peserta yang terkonfirmasi positif, BBPK Ciloto mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
Penutup
Pembelajaran yang dapat diambil dalam penyelenggaraan pelatihan secara tatap muka pada masa pandemic adalah kita harus menyiapkan segala sesuatu nya dengan baik. Rencanakan dengan baik. Lakukan analisis atau mitigasi risiko penularan dengan baik. Selain dapat mencegah terjadinya penularan, juga dapat mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat apabila terdapat peserta yang terkonfirmasi positif. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi penularan yang dapat menyebbbkan terjadinya cluster atau peserta yang terkonfirmasi, tidak mengalami perburukan kondisi. Demikian hal-hal yang dilakukan BBPK Ciloto dalam pelaksanaan pelatihan pada masa pandemi.
<< kembali ke indeks berita
Berita Lainnya: