PREVALENSI SISTISERKOSIS PADA BABI HUTAN (Sus scrofa) YANG DIPOTONG DI TEMPAT PEMOTONGAN HEWAN (TPH) BENGKULU TENGAH, BENGKULU
Dipublikasi Pada: Selasa, 18 Oktober 2022 - 17:00 WIB
Oleh : Noviriliensi Hartika, M. Si
Widyaiswara Ahli Pertama – BBPK Ciloto
Sistiserkosis/taeniasis merupakan penyakit zoonotik. Namun, kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat (
negleted desease) (Purba
et al. 2003; Bassem
et al. 2010; Flisser 2011)
. Sistiserkosis juga menyebabkan kerugian baik itu pada hewan ternak dan manusia. Pengafkiran daging babi di Cina karena terinfeksi sistiserkosis setiap tahun diperkirakan sekitar 20 ribu ton dengan nilai lebih dari US$ 120 juta (Ito
et al. 2003). Ada 50.000 orang di dunia meninggal setiap tahun disebakan oleh terinfeksi sistiserkosis (Joshi
et al. 2007). Fan (1992) dalam Sandy (2014) menyatakan bahwa kebiasaan mengkomsumsi makanan juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit taeniasis. Orang Asia Timur memilikikebiasaan mengkomsumsi daging babi hutan atau usus hewan mentah atau setengah matang yang mengandung
cysticercus cellulose. Oleh karena itu negara endemik sistiserkosis yaitu di Amerika Latin, Afrika Selatan, Cina, Nepal, Thailand, korea, dan juga Indonesia. Di Indonesia ada tiga wilayah endemik sistiserkosis yaitu, Papua, Bali, Sumatera Utara, dan Lampung, dimana kebiasaan (budaya) makan daging mentah dengan cara di panggang setengah matang atau dengan cara bakar batu dan lawar merupakan makanan khas masyarakat Bali yang terbuat dari daging babi mentah (Suroso
et al. 2006; Wandra
et al. 2007: Assa
et al. 2012).
Perburuan babi hutan pada awalnya dilakukan sebagai kegiatan olah raga menembak dan hama bagi masyarakat. Tingginya populasi babi hutan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah sehingga di jadikan mata pencaharian bagi masyarakat. Daging babi hutan hasil buruan di manfaatkan untuk menyuplai lembaga konservasi seperti Kebun Binatang Ragunan. Daging babi hutan juga dipasarkan untuk konsumsi masyarakat non-muslim yang ada di sekitar TPH maupun Kota Bengkulu. Akibatnya penyebaran penyakit sistiserkosis/taeniasis semakin luas dan berdampak buruk pada kesehatan masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi sistiserkosis dan pemeriksaaan post-mortem. Pengambilan sampel darah dan post-mortem dilakukan di Tempat Pemotongan Hewan (TPH) Bengkulu Tengah, Bengkulu antara bulan Februari-Mei 2016. Jumlah babi yang diuji secara serologis adalah 82 sampel darah babi hutan. Sampel serum yang diuji untuk memeriksa antigen parasit menggunakan monoklonal antibodi-sandwich enzyme-linked immunosorbent assay (MOAB-ELISA). Reaksi seropositif terjadi pada 8 sampel (9,8%), kabupaten dengan prevalensi tertinggi Kabupaten Bang Haji (13,6%), diikuti oleh Kabupaten Pagar Jati (10,3%), dan prevalensi terendah ditemukan di Kabupaten Pematang Tiga (8,6%). Hasil pemeriksaan sampel babi hutan dengan metode palpasi lidah dan post-mortem tidak ditemukan adanya nodul-nodul kista.
REFERENSI
Assa I, Satrija F, Lukman DW, Dharmawan NS, Dorny P. 2012. Faktor risiko babi yang diumbar dan pakan mentah mempertinggi prevalensi sistiserkosis. Jurnal Veteriner. 13:345-352.
Purba WH, Miko TYW, Widarso HS, Hamid A, Subahar R, Margono SS. 2003. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sistiserkosis pada penduduk kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua tahun 2002. Makara Kesehatan 7:56-65.
Sandy Samuel. 2014. Kajian Aspek Epidemiolohi Taeniasis dan Sisitserkosis di Papua. Jurnal Penyakit Bersumber Binatang 2: 1-14.
<< kembali ke indeks berita
Berita Lainnya:
FAKTOR LIGKUNGAN RUMAH HONAY TERKAIT DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA) DI DISTRIK MBUA KABUPATEN NDUGA PROVINSI PAPUA
Senin, 18 November 2024 - 13:29 WIB
PELATIHAN PENGELOLAAN DIABETES MELITUS TIPE 2 SECARA KOMPREHENSIF BAGI DOKTER DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP)
Senin, 18 November 2024 - 11:10 WIB
5 LANGKAH TEPAT MENANGANI KELUHAN
Rabu, 13 November 2024 - 17:00 WIB
PELATIHAN ABILITY TO EXECUTE (A2E) ESSENTIALS BAGI RS MATA CICENDO BANDUNG
Senin, 11 November 2024 - 19:39 WIB
UPACARA TABUR BUNGA DI MAKAM PAHLAWAN KESEHATAN DR. M. GOENAWAN PARTOWIDIGDO DALAM RANGKA HARI KESEHATAN NASIONAL KE 60
Selasa, 05 November 2024 - 11:12 WIB
PELATIHAN PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT GELOMBANG 1
Senin, 04 November 2024 - 16:10 WIB