Detail Info Terkini

Isi Informasi Tentang Kegiatan/Berita Di BBPK Ciloto

Manfaat Konsep Healing Environment

Dipublikasi Pada: Jumat, 03 Desember 2021 - 13:00 WIB


Oleh : dr. Aisyah, MKM

Masalah yang sering ditemukan pada masyarakat modern di Indonesia adalah kejenuhan akan gaya hidup dan rutinitas yang setiap hari dikerjakan. Gaya hidup dan rutinitas yang penuh tuntutan akan pekerjaan dan kurangnya waktu/tempat untuk mendapatkan hiburan yang memadai memicu stress .Stres adalah salah satu kondisi ketika individu berhadapan dengan stimulus yang menyebabkan ketidakseimbangan antara fungsi fisiologi dan psikologis. Stres dapat berdampak pada fisik, emosi,intelektual, sosial dan spiritual. Salah satu manispestasi psikologis stress adalah ansietas atau kecemasan. Menurut Micheal W. Preis dan Matthew Frederick dalam bukunya 101 Things I Learned in Business School mengatakan bahwa stress adalah salah satu penyebab seseorang tidak dapat melakukan kegiatan secara optimal.  
 
Stress dan kecemasan sering juga dialami oleh pasien yang mempunyai penyakit kronis, pasien akan mengalami ketidakberdayaan akibat pengobatan/terapi yang kompleks dalam jangka Panjang, semua ini berdampak pada finansial untuk meningkatkan kesehatannya dan secara tidak langsung akan menimbulkan kondisi stress bagi pasien. Banyak cara untuk menurunkan stress, yaitu dengan mengkonsumsi makanan sehat, olah raga teratur atau dengan rangsangan - rangsangan positif dari luar pribadi/kelompok salah satunya dengan mencipkan lingkungan kerja yang dapat mengurangi rasa stress dan memberikan rasa rileks pada tubuh yaituhealing environment. Konsephealing environment adalah membangun suasana melalui penyesuaian semua elemen desain untuk dapat memberikan rangsangan positif bagi indra. Menurut Murphy (2008) dalam (Lidayana, Alhamdani, & Pebriano, 2013) terdapat 3 pendekatan yang digunakan dalam mendesain healing environment, yaitu alam, indra dan psikologis. .
 
Pendekatan Alam
Alam merupakan sebuah sarana yang sangat mudah diakses yang melibatkan panca indera. Sarana inilah yang sering dimanfaatkan untuk mengurangi stress dan kecemasan pada pasien yang menderita penyakit kronis salah satunya yaitu terapi komplementer dengan menggunakan konsep Healing Garden.Lingkungan yang menyembuhkan (healing garden) adalah suatu manipulasi lingkungan yang memungkinkan pasien bisa istirahat dan rileks. Healing Garden dapat membuat mood yang positif pada pasien sehingga dapat meningkatkan relaksasi, menurunkan stress sehingga waktu pemulihan sakit menjadi lebih cepat. Sesuai yang ditulis oleh  Jones (2003) dalam bukunya Health and Human Behaviour (Kurniawati, 2011), faktor lingkungan memegang peran besar dalam proses penyembuhan manusia sebesar 40%, faktor medis 10%, factor genetis 20% dan faktor lain-lain 30%. Healing Garden akan menstimulus pengeluaran edorphine dari dalam tubuh sehingga menimbulkan efek relaksasi, meningkatkan mood positif sehingga dengan kondisi tersebut respon stress (stressor) akan menurun. Selain menstimulus pengeluaran endorphine, healing garden juga akan menurunkan kecemasan dengan jalan mempengaruhi korteks cerebri dan system limbik sehingga hipotalamus menurunkan produksi CRH (Corticotropic Releasing Hormone), dengan menurunnya produksi CRH, maka produksi ACTH di pituitary anterior juga akan menurun, hal ini akan menimbulkan dampak pada penurunan produksi kortisol di korteks adrenal, yang menimbulkan efek pada tubuh antara lain tekanan darah, nadi dan respirasi dalam rentang yang normal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh fransisca dan Siwi di RS Yogyakarta kepada 30 pasien yang menderita penyakit kronis bahwa sebelum dilakukan healing garden, 83% responden memiliki tingkat kecemasan ringan dan 6,7 % memiliki tingkat kecemasan berat. Sesuadah dilakukan helaling garden 100% responden memiliki tingkat kecemasan ringan. Healing Environment menurut Dijkstra (2009) dalam putri, Widyhardjo & Wibisono (2013) adalah lingkungan fisik fasilitas kesehatan yang dapat mempercepat waktu pemulihan kesehatan pasien atau mempercepat proses adaptasi pasien dari kondisi kronis serta akut dengan melibatkan efek psikologis pasien di dalam nya.
 
Pendekatan Indera
Indera pada manusia meliputi pendengaran, pengelihatan, peraba dan penciuman serta perasa. Masing-masing dari kelima indera ini memegang peran penting dalam proses pemyembuhan (healing). Suara yang menyenangkan dan menenangkan dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung, sehingga menimbulkan sebuah suasana yang mempengaruhi system saraf yang dapat menenangkan pikiran seperti suara music, suara air mancur, dan suara di alam (suara hujan, angin dan suara burung). Selain suara pemandangan alam, karya seni, warna-warna, sentuhan yang lembut, aroma yang menyenangkan dan kualitas makana dan minuman yang sehat dan disukai semua ini dapat memberikan suasana yang tenang dan menciptakan rasa kesejahteraan pada individu.
 
Pendekatan Psikologis
Secara psikologis, healing environment membantu proses pemulihan pasien menjadi lebih cepat,mengurangi rasa sakit dan stress. Perawatan pasien yang diberikan memperhatikan terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai-nilai yang menuntun pada keputusan klinis pasien. Ada enam dimensi untuk perawatan pasien, antara lain (Departemen of Health, 2001 dalam Lidayana, Alhamdani & Pebriano, 2013) :
  1. Rasa kasih sayang, empati dan tanggapan terhadap kebutuhan
  2. Koordinasi dan integrasi
  3. Informasi dan komunikasi
  4. Kenyamanan fisik
  5. Dukungan emosional
  6. Keterlibatan keluarga dan teman-teman.
Selengkapnya... Download Karya Tulis Ilmiah

<< kembali ke indeks berita



Berita Lainnya:


PELATIHAN TOT PADA PELATIHAN SURVEILANS PD3I BAGI PETUGAS SURVEILANS DI KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI
Senin, 06 Mei 2024 - 13:51 WIB
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI SDM KESEHATAN
Kamis, 02 Mei 2024 - 13:24 WIB
PELATIHAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN BERBASIS TIM BATCH XXVII
Jumat, 19 April 2024 - 11:00 WIB
PELATIHAN PELAYANAN PRIMA BERBASIS SOFT SKILLS BAGI SDM KESEHATAN
Kamis, 18 April 2024 - 09:20 WIB
GAMBARAN PERLUNYA PENGAWASAN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH SD DI INDONESIA
Selasa, 02 April 2024 - 08:47 WIB
PELATIHAN EPIDEMIOLOGI LAPANGAN LEVEL INTERMEDIATE BAGI PETUGAS EPIDEMIOLOG DI DINAS KESEHATAN
Senin, 18 Maret 2024 - 17:33 WIB